Tugas UAS APLIKOM
Pangan Fungsional
: Makanan Bergizi dengan Manfaat Lebih untuk Masa Depan Sehat
Ni Luh Made Krisna
Dewi
Email : luhinadewi@gmail.com
Pendahuluan
Pangan
fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya dapat
memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang diberikan oleh zat-zat
gizi yang terkandung di dalamnya. Pangan fungsional harus memenuhi persyaratan
sensori, nutrisi dan fisiologis. Telah dipercayai bahwa
pangan fungsional dapat mencegah atau menurunkan penyakit degeneratif. Sifat
fisiologis dari pangan fungsional ditentukan oleh komponen bioaktif yang
terkandung di dalamnya, misalnya serat pangan, inulin, FOS, antioksidan, PUFA,
prebiotik dan probiotik. Indonesia kaya akan sumber bahan pangan dengan
kandungan komponen bioaktif yang sangat potensial untuk dikembangkan (Suter, 2013). Pangan fungsional dibedakan
dari suplemen makanan atau obat berdasarkan penampakan dan pengaruhnya terhadap
kesehatan. Bila fungsi obat terhadap penyakit bersifat kuratif, maka pangan
fungsional lebih bersifat pencegahan terhadap penyakit. Berbagai jenis pangan
fungsional telah beredar di pasaran, mulai dari produk susu probiotik
tradisional seperti yoghurt, kefir dan coumiss sampai produk susu rendah lemak
siap dikonsumsi yang mengandung serat larut. Juga produk yang mengandung
ekstrak serat yang bersifat larut yang berfungsi menurunkan kolesterol dan
mencegah obesitas (Winarti dan Nurdjanah, 2005).
Produk pangan fungsional
Probiotik
Probiotik didefinisikan sebagai
jumlah mikroorganisme, dikonsumsi dalam jumlah yang memadai memberikan manfaat Kesehatan.
Prebiotik
Prebiotik adalah bahan yang tidak
mudah dicerna yang diuntungkan dengan merangsang pertumbuhan dan atau aktivitas
satu atau lebih bakteri dalam usus besar, yang dapat meningkatkan Kesehatan.
Minuman fungsional
Jenis minuman fungsional termasuk
minuman rendah kolesterol (omega-3 dan kedelai), minuman kesehatan yang
diperkaya lutein, minuman kesehatan-tulang diperkaya dengan kalsium dan inulin.
Di Indonesia antara lain ada sirup buah belimbing, jus wortel.
Sereal fungsional
Sereal sebagai oat dan barley,
menawarkan alternatif lain untuk produksi makanan fungsional, komponen seperti
beta-glukan, diterapkan pada industri susu dan roti. Banyak jenis bahan baku
yang bisa diolah menjadi sereal misalnya zea mays atau jagung, termasuk
salah satu makanan fungsional tanaman lokal Indonesia.
Daging fungsional
Daging secara khusus terdiri dari
sumber asam lemak omega-3, vitamin B12, protein dan zat besi yang sangat
bioavailable. Teknologi untuk mengolah daging menjadi produk makanan fungsional
bisa melalui proses rekayasa bahan baku atau teknik produk daging yang
diturunkan, seperti reformulasi asam lemak, penambahan antioksidan, serat,
probiotik, dan lain-lain.
Produk beras analog
Beras
analog termasuk kategori makanan fungsional. Beras analog adalah tiruan beras
yang berasal dari bahan baku non-beras yang bentuk maupun komposisi gizi yang
terkandung di dalamnya mendekati atau melebihi beras. Beras analog bisa dibuat
dari bahan baku sumber karbohidrat dan serealia dan umbi-umbian seperti ubi
jalar (Ipomoea batatas), ketela pohon (kusumayanti et al.,2016)
Upaya peningkatan diversifikasi pangan yang merupakan
program prioritas Kementerian Pertanian sesuai dengan PP Nomor 22 tahun 2009
tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.
Tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap beras dan terigu perlu dikurangi
secara bertahap dengan meningkatkan konsumsi dan produksi bahan pangan lokal,
termasuk ubijalar. Perhatian masyarakat terhadap ubijalar meningkat terutama
berkaitan dengan potensinya sebagai pangan fungsional yang memberi dampak
positif terhadap Kesehatan (Ginting et al.,2011). Pemanfaatan kedelai sebagai sumber pangan fungsional juga
telah banyak dilakukan di banyak negara. Di Indonesia, pemanfaatan kedelai
dititikberatkan pada konsumsi tempe dan tahu, yang berfungsi sebagai lauk dan
merupakan bagian dari menu makan. Penelitian yang mengarah pada kualitas
nutrisi pangan dan sosialisasi pemanfaatan produk kedelai sangat penting yang
berdampak positif dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat (Krisnawati,
2017). Pemanfaatan pati asli masih sangat terbatas karena sifat fisik dan
kimianya kurang sesuai untuk digunakan secara luas. Oleh karena itu, pati akan
meningkat nilai ekonominya jika dimodifikasi sifatsifatnya melalui perlakuan
fisik, kimia, atau kombinasi keduanya. Modifikasi pati bertujuan mengubah sifat
kimia dan atau fisik pati secara alami, yaitu dengan cara memotong struktur
molekul, menyusun kembali struktur molekul, oksidasi, atau substitusi gugus
kimia pada molekul pati. Salah satu jenis pati termodifikasi yaitu pati tahan
cerna (resistant starch/RS) (Herawati, 2010).
Fungsi bahan pangan saat ini
tidak hanya untuk memenuhi rasa lapar
saja, tetapi juga digunakan untuk menjaga
kesehatan dan kebugaran bagi manusia. Konsumsi
nutrisi khususnya protein oleh manusia
sangat kurang karena ketersediaan makanan
sehat yang kurang serta pola makan
manusia yang tidak teratur. Protein adalah
zat yang penting bagi manusia, serta
bahan pembentuk enzim dan hormon
dalam tubuh. Manusia membutuhkan sekitar 1
g protein / kg berat badan per
hari. Untuk memenuhi kebutuhan protein,
cara alternatif yang digunakan adalah
untuk memproduksi makanan fungsional atau suplemen
yang mengandung protein tinggi seperti
dari ganggang Spirulina sp. Spirulina
adalah cyanobacteria berbentuk spiral,
memiliki klorofil, dan mengandung protein
sekitar 50-‐70% berat kering, beberapa
vitamin dan mineral (Christwardana dan Hadiyanto, 2013). Pemanfaatan bahan pangan lokal yang
relatif mudah didapat, dan bernilai gizi seperti daun kelor (Moringa
oleifera) dapat dimanfaatkan sebagai produk pangan fungsional dan sumber
antioksidan (Marhaeni, 2021). Selain tumbuh-tumbuhan, adapula mikroba hidup
yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia atau hewan secara oral. Mikroba hidup
tersebut mampu memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan manusia dengan
cara memperbaiki sifat-sifat yang dimiliki mikroba alami yang tinggal did alam
tubuh manusia tersebut, dikenal sebagai probiotik. Pangan probiotik merupakan
pangan (makanan/minuman) yang mengandung sejumlah bakteri hidup yang memberi
efek yang menguntungkan kesehatan. Pangan probiotik yang telah lama dikenal antara
lain produk susu fermentasi oleh bakteri asam laktat (Lactobacilli dan Bifidobacterium)
seperti yogurt, yakult, susu asidofilus, dan lain-lain. Selain mempunyai nilai
nutrisi yang baik, produk tersebut dianggap memberi manfaat kesehatan dan
terapeutik. Manfaat ini diperoleh akibat terbawanya bakteri-bakteri hidup ke
dalam saluran pencernaan yang mampu memperbaiki komposisi mikroflora usus
sehingga mengarah pada dominansi bakteri-bakteri yang menguntungkan Kesehatan (Yuniastuti,
2014).
Pemanfaatan rumput laut yang luas di bidang pangan,
neutraceutical, suplemen dan juga kosmetik disebabkan oleh komposisi nilai gizi
dan komponen bioaktif yang terdapat pada rumput laut tersebut. Sumber daya
rumput laut yang besar di Indonesia jika dilakukan pengolahan yang tepat akan
dapat menghasilkan produk pangan fungsional bagi masyarakat luas. Untuk dapat
dikategorikan sebagai produk pangan fungsional, maka produk pangan olahan
rumput laut harus mengandung zat gizi, serat dan komponen bioaktif yang tinggi
yang hampir sama dengan kandungan pada bahan bakunya (Erniati et al., 2016). Kemajuan
teknologi dan peningkatan kesejahteraan cenderung merubah pola hidup masyarakat
yang mendorong pada rendahnya aktivitas fisik dan pola konsumsi pangan yang
buruk. Perubahan pola hidup ini menyebabkan turunnya kualitas hidup serta
pemeliharaan kesehatan yang berakibat pada peningkatan penyakit degeneratif
seperti diabetes, obesitas, penyakit kardiovaskular dan penyakit degeneratif
lainnya. Salah satu cara untuk mengatasi atau mencegah peningkatan penyakit
degeneratif adalah dengan cara mengonsumsi pangan fungsional (Suciati dan
Safitri, 2021). Nata merupakan makanan dengan nutrisi kaya akan serat yang
sangat baik bagi tubuh dan salah satu produk SCP (single cell protein)
yang potensial dikembangkan. Pembuatan nata dilakukan untuk menghasilkan nata
dengan serat baik bagi tubuh dan juga merupakan penghasil bakteri selulosa.
Oleh karena itu nata dijadikan makanan sehat dimana akan membantu proses
pencernaan manusia (Anam et al., 2019).
Senyawa fitokimia dari tanaman tersebut diketahui dapat
mencegah atau menyembuhkan berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi,
kanker, diabetes, flu,batuk, radang tenggorokan dan lainnya. Produk olahan
pangan fungsional berbasis tanaman rempah dan obat dari 6 tanaman tersebut
biasanya berupa jamu, minuman kesehatan instan, teh, jus, manisan, sirup, dan
lainnya (Batubara dan Prastya, 2020). Jenis pangan fungsional yang banyak
dikembangkan dan diteliti adalah pangan fungsional yang mengandung
antioksidan.Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi
tubuh dari serangan radikal bebas. Antioksidan membantu menghentikan proses
perusakan sel dengan cara memberikan elektron kepada radikal bebas. Antioksidan
bisa dengan mudah kita dapatkan dari makanan.Sayangnya banyak yang tidak
mengetahui bahwa makanan tersebut sebenarnya banyak mengandung antioksidan
sehingga mereka membeli suplemen antioksidan yang harganya cukup
mahal.Mengingat peranannya sebagai pencegah timbulnya berbagai macam penyakit
maka perhatian banyak ditujukan pada upaya pencarian bahan bahan yang
mengandung senyawa antioksidan terutama yang berasal dari jenis tumbuh-tumbuhan
(Azis et al., 2015).
Kesimpulan
Pangan fungsional merupakan bahan pangan yang mengandung
komponen bioaktif yang memberikan efek fisiologis multifungsi bagi tubuh,
antara lain dapat memperkuat daya tahan tubuh, mengatur ritme kondisi fisik,
memperlambat penuaan, dan membantu mencegah penyakit. akanan
fungsional tradisional adalah makanan fungsional yang diproses dengan cara
tradisional mengikuti cara pengolahan yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Makanan fungsional modern adalah makanan fungsional yang
dibuat dengan resep khusus dengan resep baru. akanan
fungsional dibutuhkan oleh masyarakat. Mengkonsumsi makanan fungsional bisa
untuk menjaga kesehatan tubuh. Jenis makanan fungsional: yaitu berdasarkan
sumber makanan dan cara pengolahannya. Produk makanan fungsional antara lain
probiotik, prebiotik, minuman fungsional, serealia fungsional, daging
fungsional.
DAFTAR PUSTAKA
Christwardana, M., Nur, M. M. A., &
Hadiyanto, H. (2013). Spirulina platensis: potensinya sebagai bahan pangan
fungsional. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 2(1).
Marhaeni, L. S. (2021). Daun Kelor
(Moringa oleifera) sebagai Sumber Pangan Fungsional dan Antioksidan. AGRISIA-Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 13(2).
Anam, C. (2019).
Mengungkap Senyawa pada Nata De Coco sebagai Pangan Fungsional. Jurnal Ilmu
Pangan Dan Hasil Pertanian, 3(1), 42–53. https://doi.org/10.26877/jiphp.v3i1.3453
Azis, A., Haryanti,
S., & Biologi, 1 Jurusan. (2015). Aktivitas Antioksidan Dan Nilai Gizi Dari
Beberapa Jenis Beras Dan Millet Sebagai Bahan Pangan Fungsional Indonesia. In Jurnal
Biologi (Vol. 4, Issue 1).
Ginting, E., Utomo,
J. S., Yulifianti, R., & Jusuf, D. M. (2011). Potensi Ubijalar Ungu sebagai
Pangan Fungsional. In Iptek Tanaman Pangan (Vol. 6, Issue 1).
Herawati, H.
(2009). POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK PATI TAHAN CERNA SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL.
In Jurnal Litbang Pertanian (Vol. 30, Issue 1).
Krisnawati Balai
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl Raya Kendalpayak Km, A. (n.d.). Krisnawati:
Kedelai sebagai Pangan Fungsional Kedelai sebagai Sumber Pangan Fungsional
Soybean as Source of Functional Food.
Kusumayanti, H.,
Triaji Mahendrajaya, R., & Satrio Bagus Hanindito, dan. (2016). Pangan
Fungsional Dari Tanaman Lokal Indonesia. 12(1), 26–30.http://ejournal.undip.ac.id/index.php/metana
Suter, I. K. (2013). Pangan fungsional
dan prospek pengembangannya. In Teknologi Pangan. Seminar Sehari dengan tema” Seminar Sehari
dengan tema” Pentingnya Makanan Alamiah (Natural Food) Untuk Kesehatan Jangka
Panjang (pp. 1-17).
Winarti, C., & Nurdjanah, N.
(2005). Peluang tanaman rempah dan obat sebagai sumber pangan fungsional. Jurnal Litbang Pertanian, 24(2), 47-55.
Rungkat Zakaria,
F., Prangdimurti, E., Dede, D., & Adawiyah, R. (2016). Potensi rumput
laut: Kajian komponen bioaktif dan pemanfaatannya sebagai pangan fungsional
Seaweed potential: bioactive compounds studies and its utilization as a
functional food product (Vol. 3).
Suciati, F., &
Safitri, L. S. (2021). Pangan Fungsional Berbasis Susu dan Produk Turunannya. Journal
of Sustainable Research In Management of Agroindustry (SURIMI), 1(1),
13–19. https://doi.org/10.35970/surimi.v1i1.535
Tanaman Rempah dan
Obat Tradisional Indonesia Sebagai Sumber Bahan Pangan Fungsional, P., Batubara,
I., & Eka Prastya, M. (2020). Prosiding Seminar Nasional Lahan
Suboptimal ke-8 Tahun 2020.
Yuniastuti, A. (2014, September). Peran
pangan fungsional dalam meningkatkan derajat kesehatan. In Prosiding Seminar Nasional & Internasional.
Komentar
Posting Komentar